31 December 2009

Kunjungan Al-Hafizh Al-Musnid Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh ke Indonesia (Muharrom 1431 H) 2

Bismillah...

Assalamu'alaikum wr. wb....

Berikut adalah jadwal singkat da'wah Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh yang kami dapatkan dari berbagai sumber...

First, December 31, 2009...
InsyaALLAH tonight...
Starts from 21.00 WIB...
Bertempat di Pintu Utama Gelora Bung Karno, Senayan (mungkin di Parkir Timur)...
Tabligh Akbar bersama Majlis Rasulullah SAW, Al-Habib Mundzir bin Fuad Al-Musawa, beserta para ustadz, kiyai, habaaib, dan jama'ah dari berbagai penjuru Jakarta dan sekitarnya...

Then, January 03, 2010...
InsyaALLAH starts from 09.00 WIB...
Di kediaman Al-Habib Mundzir bin Fuad Al-Musawa, Jl. Rawa Kemiri No. 14 F, Kebayoran Lama, Jakarta (samping Pom Bensin Cidodol)...
Haul Al-Imam Fakhrul-Wujuud Asy-Syaikh Abu Bakr bin Salim, datuk Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh bin Asy-Syaikh Abi Bakr bin Salim...

Next, January 04, 2010...
InsyaALLAH at night...
Waktunya seperti waktu ta'lim yang diasuh oleh Al-Habib Mundzir bin Fuad Al-Musawa setiap hari Senin malam...
Kali ini teramat istimewa karena ta'lim akan menjadi Tabligh Akbar yang diisi oleh Al-Habib Umar bin Salim bin Hafizh...
Di Lapangan Monumen Nasional (Monas)...
Kembali, presented by Majlis Rasulullah SAW...

The last but not least...
InsyaALLAH January 10, 2010...
Di Majlis Ta'lim Al-Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi, Kwitang...
Seperti biasa ta'lim tiap Ahad pagi, mulai jam 08.30 WIB...
Sebaiknya datang lebih awal untuk mengantisipasi membludaknya jama'ah yang hadir...
Kemungkinan, seperti tahun sebelumnya, setelah hadir di Majlis Ta'lim Habib Ali Kwitang ini Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh akan langsung bertolak meninggalkan Indonesia...

Seperti yang kami sampaikan sebelum ini, jadwal da'wah Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh pada kunjungan ke Indonesia kali ini bisa didapat di website Rabithah 'Alawiyyah dan Majalah alKisah edisi 25 dan 26 tahun 2009...
Majalah alKisah edisi 26 tahun 2009 adalah edisi khusus, di dalamnya dihadiahkan kalender habaaib...
Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh juga menghiasi kalender tersebut...

Demikian...
Semoga bermanfaat...

Taken from website Rabithah 'Alawiyyah, group Facebook Jama'ah Majelis Ta'lim Al Habib Ali Al Habsyi Kwitang, dan berbagai sumber lainnya...

Wassalamu'alaikum wr. wb...

Kunjungan Al-Hafizh Al-Musnid Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh ke Indonesia (Muharrom 1431 H) 1

Bismillah...

Assalamamu'alaikum wr. wb....

Hari ini, insyaALLAH Indonesia akan kedatangan tamu istimewa, tamu yang mulia...
Dengan perantara beliau dan ma'had yang beliau pimpin, Indonesia kini dibanjiri dengan para da'i yang menghangatkan dan mencerahkan wilayahnya masing-masing...
Al-Habib Mundzir bin Fuad Al-Musawa, pimpinan Majlis Rasulullah SAW, adalah salah satu dari sekian banyak murid beliau...
Begitu pula dengan Al-Habib Jindan bin Naufal bin Salim bin Ahmad bin Jindan, pengasuh Pondok Pesantren Al-Fakhriyyah, Larangan, Ciledug...

Kabar kedatangan beliau ke negeri kita yang tercinta ini sudah tercium beberapa minggu terakhir ini...
Semakin hari, kabar tersebut semakin nyata adanya...
Datangnya bulan Muharrom ini pun juga menandakan kedatangan beliau ke Indonesia...
Memang, biasanya pada bulan Muharrom inilah beliau mengunjungi Indonesia setiap tahun...
Di Indonesia pula diadakan haul datuk beliau, yakni Al-Imam Fakhrul-Wujuud Asy-Syaikh Abu Bakr bin Salim...

Diceritakan bahwa ada seorang jama'ah yang hadir di Majlis Ta'lim Al-Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi, Kwitang...
Ia tadinya tidak mempunyai rencana khusus untuk hadir di majlis ta'lim yang telah ada sejak zaman penjajahan tersebut...
ALLAH berkehendak mempertemukannya dengan tamu mulia yang hari ini insyaALLAH akan tiba di Indonesia...
Jadilah ia memandang wajah beliau...
Wajah yang penuh dengan kedamaian...
Tak tahu ia awaknya siapa beliau itu...
Yang dirasakannya "hanyalah" pancaran sinar kedamaian dan kehangatan dari beliau...
Kata-kata yang beliau sampaikan, walaupun dalam bahasa Arab, hanya sedikit yang ia mengerti, itu pun hanya beberapa patah kata yang dapat ia tangkap...
Alhamdulillah, ketika itu ada ustadz yang menerjemahkan "wejangan" beliau...
Ustadz Hafizh Luqman namanya...
Tak mau kehilangan kesempatan sedikitpun, segera ia ambil buku catatan kecilnya...
Ia dokumentasikan sebisa mungkin yang ia peroleh dari terjemahan Ustadz Hafizh Luqman...

Sebelum pertemuan itu, sesampainya di Majlis Ta'lim Al-Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi, Kwitang, tak sempat ia berganti pakaian...
Hanya kaos yang melekat di tubuhnya yang ia kenakan...
Baju koko yang dibawanya, yang telah ia persiapkan dari awal tak sempat lagi ia kenakan...
Tak disangka olehnya, ketika sampai jama'ah kala itu membludak...
Semua sisi majlis ta'lim penuh sesak dengan jama'ah yang datang dari berbagai penjuru, baik dari Jakarta maupun kota-kota di sekitarnya, seperti halnya dirinya...

Waktu itu beliau menyampaikan keterangan tentang fadhilah (keutamaan) sholat sunnah ba'diyah Maghrib dan ba'diyah Isya...
Juga beliau mengingatkan pentingnya hadir di majlis ilmu, seperti Majlis Ta'lim Al-Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi, Kwitang...

Kemudian, sampailah beliau pada suatu keterangan yang amat mencengangkan...
Orang yang kita bicarakan tadi, yang tidak mempunyai rencana khusus untuk hadir di Kwitang untuk bertemu dengan beliau, bahkan juga kaget mendengar keterangan tersebut...

"Hadirlah kalian senantiasa di majlis ilmu...
ALLAH akan senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada orang-orang yang hadir di majlis ilmu...
Tidak hanya kepada yang sedari awal memang berniat benar-benar menuntut ilmu di majlis tersebut, tetapi juga kepada siapapun--sekali lagi siapapun--yang ada di majlis ilmu tersebut walaupun sesungguhnya ia tidak berniat dari awalnya untuk mencari ilmu di sana, juga walaupun sesungguhnya ia punya niat lain--bahkan niat yang buruk--dalam menghadiri majlis ta'lim tersebut..."

Begitulah lebih kurang beberapa hal yang beliau sampaikan pada kesempatan tersebut...
Kemudian para jama'ah seakan terkaget-kaget semua mendengarkan hal itu dan mengeluarkan suara-suara yang membuat siapa yang mendengarnya merinding seketika...

Allaahu Akbar...
Allaahu Akbar...

Betapa istimewanya hari itu bagi orang ini...
Ia sudah lama tak menghadiri Majlis Ta'lim Al-Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi...
Tak tahu kenapa ia memilih hari itu untuk kembali hadir di Kwitang...
Dengan kebesaran ALLAH, dengan kemurahan ALLAH, dengan kasih dan sayang ALLAH, ALLAH pertemukan dirinya dengan beliau...

Nampaknya peristiwa tersebut begitu membekas pada dirinya...
Setelah kejadian itu ia dimudahkan oleh ALLAH untuk melazimkan hadir di Majlis Ta'lim Al- Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi...

Tahun berikutnya lain lagi...
Kala itu ia telah mendawamkan hadir di Majlis Ta'lim Al-Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi setiap Minggu pagi...
Alhamdulillah...
Dan ketika mendengar kabar bahwa beliau akan mengunjungi Indonesia lagi, jauh-jauh hari ia telah mempersiapkan diri dan berencana untuk hadir dan bersua kembali dengan beliau...
Alhamdulillah--sekali lagi alhamdulillah--ia pun pada tahun itu kembali memandang wajah beliau yang amat menyejukkan jiwa...
Alhamdulillah...

Begitulah...
ALLAH memberikan taufiq dan hidayah (petunjuk)-Nya kepada siapapun yang dikehendaki-Nya...
Kali ini ALLAH memberikannya lewat perantara beliau...

Allaahu Akbar...

Bukankah ALLAH berfirman
أنا عند ظنّ عبدي بي
"Anaa 'inda zhonni 'abdii bii..."
AKU ada pada sangkaan hamba-Ku kepada-Ku...
Yakni jikalau seorang hamba berprasangka baik kepada ALLAH, maka hamba itu akan mendapati bahwa apa yang ia sangkakan--yakni prasangka baik tadi--adalah benar...
Juga apabila seorang hamba berpikiran buruk kepada ALLAH atas apa yang ia dapatkan dalam hidupnya, niscaya akan hamba itu dapati bahwa apa yang ia sangkakan akan datang padanya...

Semoga tahun yang baru ini--tahun 1431 Hijriyyah--dan tahun yang akan datang--tahun 2010 Miladiyyah--dapat kita jadikan tahun yang lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya...

Berikut kami tampilkan links yang insyaALLAH dapat menghantarkan kita untuk bertemu dengan beliau, Al-Hafizh Al-Musnid Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh bin Al-Imam Fakhrul Wujuud Asy-Syaikh Abi Bakr bin Salim...

Majlis Rasulullah SAW (Al-Habib Mundzir bin Fuad Al-Musawa)
Jadwal Da'wah Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh (Rabithah 'Alawiyyah)
Selintas Video Kabar Kunjungan Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh ke Indonesia (Muharrom 1431 H)
Majalah alKisah

Demikian...
Semoga bermanfaat...

Akhir kalam, kami ucapkan
كلّ عام وأنتم بخير
Kullu 'aamin wa antum bikhoir...

Wassalamu'alaikum wr. wb....

25 February 2009

Ustadzah Hj. Ida Farida binti K.H. Abdullah Syafi'i Meninggal Dunia

Bismillaahirrohmaanirrohiiiim…

Berikut ini akan saya sampaikan berita duka cita yang datang dari keluarga besar Al-Marhum Al-Maghfurlah K.H. Abdullah Syafi’i dan Perguruan Islam Asy-Syafi’iyyah.

Telah meninggal dunia USTADZAH HJ. IDA FARIDA BINTI K.H. ABDULLAH SYAFI'I.
Al-Marhumah Ustadzah Hj. Ida Farida meninggal dunia pada hari ini, Rabu, 25 Februari 2009 M atau 29 Shofar 1430 H, dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB.
Jenazah Al-Marhumah Ustadzah Hj. Ida Farida saat ini disemayamkan di kediaman, Jl. Raya Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi.
InsyaALLAH jenazah Al-Marhumah Ustadzah Hj. Ida Farida akan disholatkan pada hari ini juga, tepatnya setelah Sholat Ashr, dan bertempat di Aula Pesantren Puteri Asy-Syafi’iyyah, Jl. Raya Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi.

Berita ini saya dapatkan dari K.H. Abdurrosyid bin K.H. Abdullah Syafi’i melalui siaran Radio Alaikas-Salam (RAS FM) 95,5 FM dan Radio Suara Asy-Syafi’iyyah 792 AM.
Berita tersebut pada pagi tadi terus diulang berkali-kali.

Menurut keterangan dari ibu saya, Al-Marhumah Ustadzah Hj. Ida Farida memang pernah menderita sakit yang cukup serius hingga harus dirawat di rumah sakit.
Al-Marhumah Ustadzah Hj. Ida Farida dahulu, ketika remaja, pernah aktif dalam kelompok drumband Asy-Syafi’iyyah. Kala itu kelompok drumband Asy-Syafi’iyyah merupakan salah satu kelompok drumband yang cukup diperhitungkan di Jakarta.

Al-Marhumah Ustadzah Hj. Ida Farida merupakan saudara kandung dari K.H. Abdurrosyid dan Ustadzah Hj. Tutty Alawiyah. Saya kurang tahu apakah Al-Marhumah Ustadzah Hj. Ida Farida adalah adik atau kakak dari K.H. Abdurrosyid tetapi berdasarkan berita yang saya dapat tadi Al-Marhumah Ustadzah Hj. Ida Farida adalah adik dari Ustadzah Hj. Tutty Alawiyah.

Bagi teman-teman yang ingin berta’ziyah (ngelawat), masih banyak waktu tersedia hingga kira-kira waktu Ashr nanti.
Bagi teman-teman yang ingin menyolatkan, sebaiknya datang sebelum waktu Ashr tiba karena biasanya sebelum jenazah disolatkan, para jama'ah akan membacakan tahlil terlebih dahulu. Demikian menurut hemat saya.
Atas perhatian teman-teman, saya ucapkan terima kasih.
Semoga kabar ini bermanfaat.

Mari kita sediakan waktu sejenak untuk berdo’a, mudah-mudahan ALLAH SWT senantiasa memberikan cucuran rahmat (kasih sayang) dan maghfiroh (ampunan)-Nya kepada Al-Marhumah Ustadzah Hj. Ida Farida. Bagi keluarga, teman-teman, murid-murid, dan orang-orang yang ditinggalkan mudah-mudahan tetap sabar dan tabah serta dapat mengambil hikmah dari kejadian ini. Aamiiiin...

Al-Faatihah...!
(Mari kita baca Suroh Al-Fatihah...)

09 February 2009

Lunasi Pajaknya, Awasi Penggunaannya

Bismillaahirrohmaanirrohiim…

Pajak…
Kata itu terdengar berat di telinga kebanyakan masyarakat…
Memang, pajak ini jika kita bayangkan secara sepihak begitu berat…
Betapa tidak, kita membayar atau menyetor pajak tanpa tahu ke mana besarnya pajak yang kita bayarkan atau pun yang kita setorkan tersebut...

Jika kita menelusuri undang-undang perpajakan, maka akan kita temui arti pajak itu...
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat...
Mungkin belum begitu jelas pengertian pajak ini...
Mari kita uraikan satu per satu unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian pajak tersebut...

Pertama, pajak merupakan kontribusi wajib dari rakyat kepada Negara...
Dari mana lagi Negara bisa mendapatkan pemasukan jika bukan dari rakyatnya sendiri??
Rakyat di sini mengandung pengertian luas, yakni mencakup rakyat yang di bawah dan rakyat yang di atas...
Rakyat yang di bawah adalah rakyat biasa sedangkan rakyat yang di atas adalah para pemuka Negara, para pejabat Negara...
Dengan demikian, seluruh rakyat bergotong-royong menopang keuangan Negara, bersama-sama...

Kedua, pajak dipungut oleh Negara...
Arti dipungut dalam konteks ini adalah bahwa mekanisme pajak seluruhnya diatur oleh Negara...
Kemudian, Negara di sini mengandung pengertian baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah...
Adanya pelimpahan wewenang (arestasi) pemungutan pajak kepada pihak lain semata-mata untuk tujuan efisiensi dan efektivitas dan hanyalah merupakan pelimpahan wewenang dalam koridor pemungutan pajak sedangkan wewenang penetapan pajak dan lain hal sebagainya tetap berada pada pemerintah pusat dan pemerintah daerah sebagai pemungut pajak yang sesungguhnya...

Ketiga, pajak bersifat memaksa berdasarkan undang-undang...
Maksud memaksa adalah bahwa jika Wajib Pajak tidak menjalankan kewajiban perpajakannya, maka akan ada konsekuensi yuridisnya, ada konsekuensi hukumnya...
Mengapa? Karena paksaan di sini bukanlah sekedar paksaan...
Paksaan ini ada karena adanya undang-undang...
Dalam undang-undang itulah termaktub hak dan kewajiban perpajakan...
Mengapa kita, rakyat, harus mengikuti undang-undang tersebut sementara undang-undang itu ada bukan karena mau kita??
Bukan karena mau kita? Begini ceritanya...
Undang-undang dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)...
DPR berisi para wakil rakyat dari berbagai partai, dari berbagai daerah...
Mengapa wakil rakyat ada di sana?
Tepat sekali...Wakil rakyat ada di sana karena kita yang pilih...
Kitalah yang memilih para wakil rakyat tersebut melalui proses demokrasi yang bernama pemilihan umum...
Wakil rakyat itu representasi kita, perwakilan rakyat...
Dengan demikian, secara tidak langsung kita telah menyetujui undang-undang tersebut, yakni melalui wakil kita yang duduk di DPR...

Yang keempat, Wajib Pajak tidak mendapat imbalan yang secara langsung dapat ditunjuk atas kontribusinya membayar atau menyetor pajak...
Apa yang akan kita dapat jika kita membayar atau menyetor pajak?
Ya...Imbalannya tidak dapat kita tunjuk secara langsung, secara pribadi, orang per orang...
Imbalannya ditujukan untuk masyarakat secara umum, dan kita tidak tahu fasilitas umum apa, fasilitas umum yang mana, yang dibangun dari pembayaran atau setoran pajak kita...
Lain halnya dengan retribusi...
Misalkan kita membayar retribusi parkir, maka jelas kita mendapat imbalannya secara nyata dan pribadi, yakni kendaraan kita akan dijaga oleh petugas parkir yang bersangkutan...

Kelima, pajak dipungut untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat...
Tujuan pemungutan pajak secara umum ada dua, yakni budgeter dan regulerend...
Budgeter berarti menghimpun pemasukan Negara sebesar-besarnya...
Di lain pihak, regulerend ditujukan sebagai fungsi pengaturan; contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk menghindari perilaku konsumtif di kalangan masyarakat...
Untuk apa semua itu??
Tidak lain, seluruhnya akan tertuju pada kemakmuran rakyat...

Mungkin ’basi’ tapi akan saya sampaikan...
Bagi masyarakat umum, dari mana uang yang didapat untuk membuat jalan umum, penerangan jalan, rumah sakit umum, dan sebagainya sehingga kita dapat menikmati fasilitas tersebut??
Dari mana pula uang untuk memperbaiki semua fasilitas tersebut jika ada kerusakan??
Untuk keluarga para Pegawai Negeri Sipil (PNS) beserta anggota TNI dan POLRI, dari mana uang yang pemerintah miliki untuk membayar sebegitu banyak aparatur negara tersebut???
Salah satu sumber pemasukan Negara untuk itu semua adalah dari sektor perpajakan...
Telah lama kita menunggu kemandirian dalam pembiayaan Negara, yakni semua pemasukan yang ada adalah dari kita seluruhnya, dari pajak, tanpa harus lewat jalur utang sana-sini...

Semua itu adalah teorinya...
Tinggal bagaimana pelaksanaannya di lapangan...
Semua ini akan berpulang kepada kita semua...
Bukan hanya untuk diri kita secara pribadi namun juga untuk anak-cucu kita di kemudian hari...
Karena ini menyangkut kepentingan kita semua, menyangkut kemakmuran kita semua, sudah sepatutnya kita ikut serta di dalamnya, kita bantu menyukseskannya, kita kawal praktiknya...
Itu sebagai wujud rasa cinta kita kepada tanah air tercinta yang otomatis merupakan cermin keimanan kita...
Mengapa begitu? Karena berdasarkan sabda Rasulullah SAW, cinta tanah air itu sebagian dari iman...

Jangan hanya melunasi pajak tanpa peduli ke mana penggunaannya...
Kritis boleh, mengkritik pun boleh, namun hendaknya yang sopan dan bersifat membangun...
Jangan pula repot mengawasi penggunaan penerimaan pajak tanpa melunasi pajak kita sendiri...
Seperti yang didengung-dengungkan Direktorat Jenderal Pajak:
Lunasi pajaknya, awasi penggunaannya...

Semoga bermanfaat...
Walloohu A'lam...

30 January 2009

Pertemuan dengan Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi

Bismillaahirrohmaanirrohiiiim…

Jika di daerah Tanggul, Jember, Jawa Timur, ada Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid, maka di Jakarta ada Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi
Ya, namanya sama: Al-Habib Sholeh bin Muhsin, marganya saja yang berbeda: Al-Hamid dan Al-Habsyi…

Yang saya sering dengar, orang banyak menyebut nama Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid dengan nama Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid, Tanggul…
Iya, jadi ditambahkan kata Tanggul di belakang nama Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid…
Seperti halnya Al-Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi...
Orang banyak menyebut nama Al-Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi dengan nama Al-Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi, Kwitang...
Kwitang ini adalah tempat di mana Al-Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi mengadakan majlis ta’lim setiap hari Minggu setiap pekan...
Saya kira teman-teman semua bisa mendapatkan manaqib (perjalanan hidup) kedua habaaib yang sangat berpengaruh di zamannya bahkan sampai sekarang ini, Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid, Tanggul, dan Al-Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi, Kwitang, baik lewat buku-buku yang beredar maupun lewat internet...

Saya pribadi tidak mengalami masa-masa Al-Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi, Kwitang, dan Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid, Tanggul...
Dari ketiga habaaib yang mulia di atas, hanya Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi yang bisa saya pandang lewat kedua mata saya ini di beberapa majlis ilmu yang saya hadiri...
Memang, belum berapa lama saya mengenal, atau tepatnya memandang, sosok Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi, mungkin sekitar dua atau tiga tahun yang lalu...
Dari awal saya memandang wajah dan mengikuti mau’izhoh hasanah Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi ini saya sudah sangat terpikat...
Wajahnya berbinar, senyumnya menenangkan hati, suaranya amat jelas, ekspresinya sangat khas...
Paling tidak itulah yang membuat saya langsung terpikat ketika saya pertama kali memandang wajah, melihat senyuman, dan mendengarkan mau’izhoh hasanah Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi pada suatu kesempatan...

Terakhir kali saya bertemu dengan Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi adalah pada hari kunjungan Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh ke Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi di daerah Kwitang, Jakarta Pusat...
Alhamdulillah kala itu saya tidak hanya memandang dan mendengarkan Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi dari kejauhan namun saya sekaligus memandang, mendengarkan, dan berbicara kepada Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi secara langsung...
Alhamdulillah...
Memang benar apa yang saya rasakan selama ini: Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi sangat ramah, saaaaangat ramah...
Saya tidak dapat melukiskan perasaan saya saat itu betapapun saya menulis beratus-ratus kalimat di sini...
Saya benar-benar bahagia, kagum, saya bersyukur...

Dalam kesempatan tersebut Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi menyampaikan petuah yang sesungguhnya sudah sering saya dengar namun sering pula saya lupakan...
Pesan Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi ini memang simpel namun berkat penyampaian Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi yang khas dan sederhana, pesan tersebut menjadi amat berkesan...

Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi mengingatkan saya untuk berbakti kepada kedua orangtua, khususnya ibu...
Simpel? Memang...
Coba lihat bagaimana Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi menyampaikannya...

Saya pada hari itu memang menghadiri Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi bersama keluarga: ayah, ibu, kakak, dan adik...
Tentu hari itu menjadi hari yang sangat istimewa karena telah dikabarkan seminggu sebelumnya bahwa Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi akan kedatangan tamu istimewa dari Hadhromaut, Yaman: Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh beserta rombongan...

Tak jauh dari tempat Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi berdiri tegak sebuah masjid yang megah yang di dalamnya terdapat tiga maqam yang ramai diziarahi orang: Maqam Al-Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi, maqam Al-Habib Muhammad bin Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi dan maqam istri Al-Habib Muhammad bin Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi...
Banyak orang yang berdo’a di samping ketiga maqam tersebut dengan bertawassul kepada para ahli kubur yang ada di dalamnya...

Mengenai ziarah Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi menyatakan bahwa do’a Al-Habib Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi itu kalah dari do’a orangtua kita, khususnya ibu...
Oleh karena itu, kita harus hormat dan patuh kepada orangtua kita...

Buat anak-anak muda, mungkin pesan untuk selalu hormat kepada kedua orangtua sering sekali kita dengar...
Tapi terkadang, memang, kita, atau tepatnya saya, malah membangkang dengan orangtua...
Panggilan orangtua tidak saya sahuti sehingga orangtua tidak tahu apakah saya mendengar atau tidak, yang menyebabkan orangtua terus memanggil nama saya...
Kata-kata, pesan-pesan orangtua tidak saya pegang walau berkali-kali orangtua menyampaikan kata-kata yang sama tersebut kepada saya...
Rutinitas orangtua di rumah tidak saya bantu padahal saya sendiri bisa melakukannya...
Menyapu, mencuci piring, mencuci pakaian, bahkan hanya tinggal menjemur pakaian yang telah selesai dicuci pun tidak saya lakukan atas inisiatif saya sendiri, harus selalu orangtua dulu yang meminta...
Astaghfirulloooh...

Memang, kata Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi, anak muda seperti saya ini (^_^) kadang-kadang melenceng dari jalan yang sesungguhnya mesti ditempuh...
Walaupun demikian Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi tetap menyampaikan kata-kata yang begitu luar biasa...
Kita bukanlah malaikat yang selalu berjalan di jalur yang benar...
Oleh karena itu tidak mungkin kita selamanya benar, pasti ada kesalahan yang kita perbuat, sekecil apapun itu...
Ini bukanlah suatu pembenaran bagi kita untuk terus keluar dari jalur yang semestinya namun yang ingin disampaikan Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi adalah bahwa jika kita melakukan kesalahan maka cepat-cepatlah kita kembali, kembali ke jalan-Nya...
Jadi, sedikit-sedikit kita keluar jalur, cepat kembali berjalan di jalur yang seharusnya...
Oke?! ^_^

Do’a orangtua kita, apalagi do’a ibu kita khususnya, itu sangat mustajab, sangat maqbul, pasti, passsti di-qabul oleh ALLAH SWT!
Begitu yang disampaikan Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi dengan ekspresi yang amat khas menirukan petuah sang ayah tercinta kepada Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi sendiri...

Banyak orang yang pergi ziarah ke sana ke mari, mengikuti acara-acara keagamaan, majlis ilmu, majlis dzikir di sana-sini, tapi tidak hormat kepada orangtuanya sendiri...
Sungguh amat disayangkan...
Bukankah ridho ALLAH SWT terletak pada ridho orangtua kita??
Bukankah murka ALLAH SWT terletak pada murka orangtua kita???

Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi sendiri yang mengatakan bahwa Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi bisa menjadi seperti sekarang ini adalah berkah dari kedua orangtua Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi...
Maaf, kalau saya tidak salah tangkap ucapan Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi pada saat itu, jika pergi berziarah ke Hadhromaut, Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi selalu mengajak sang ibunda tersayang...
Mengapa? Mengapa Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi melakukan hal tersebut?
Itu semua karena saking ta’zhim (hormat)-nya Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi kepada sang ibunda...
Selain itu Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi tidak hanya ingin berdoa dengan bertawassul kepada para ahli kubur yang Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi ziarahi tetapi juga ingin tetap dido’akan oleh sang ibunda...
Alloohu Akbar...

Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi menyampaikan hal ini sambil menahan air mata...
Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi tampak tegar namun di balik itu Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi terlihat tidak dapat menyembunyikan kesedihannya karena teringat kepada sang ibunda, juga kepada sang ayahanda tercinta...
Sejenak Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi berhenti berucap...
Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi pun mulai membuka mulut beliau dan menggoyangkan tangan kanan beliau sambil mengacungkan telunjuk beliau namun tak terdengar suara dari mulut beliau...
Walaupu demikian, pesan Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi lewat isyarat tersebut tetap sampai dan sangat terasa...

Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi berusaha melanjutkan petuahnya...
Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi berujar bahwa sampai saat ini Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi sendiri tetap membiasakan 'mengirim' Suroh Al-Fatihah untuk sang ibunda, juga sang ayahanda tersayang...
Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi juga senantiasa berdo’a agar semua yang Al-habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi lakukan mudah-mudahan pahalanya juga buat kedua orangtua tercinta...
Tidak putus-putusnya Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi menjalin hubungan dengan kedua orangtua tercinta meski ayah-bunda telah tiada...

Ingiiiiin sekali saya bertemu kembali dengan Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi...
Saya juga berharap teman-teman semua juga bisa bertemu dengan Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi...
Dengan begitu, kita akan mendapatkan pesan-pesan yang saaangat berharga dari Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Habsyi...
Mudah-mudahan saya dan teman-teman semua dapat mengambil hikmah dari sekelumit tulisan ini untuk kemudian mengamalkannya dalam menjalankan kehidupan kita sehari-hari...
Aamiiiin...

Mohon maaf atas segala kesalahan...
Walloohu A’lam...

19 January 2009

Kunjungan Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh ke Majlis Ta'lim Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi

Bismillaahirrohmaanirrohiiiim…

Hari Minggu, 18 Januari 2009, merupakan hari yang begitu indah dan penuh berkah, khususnya bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya…
Betapa tidak, pada hari itu Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh menghadiri Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi yang terletak di daerah Kwitang, Jakarta Pusat…

Tidak seperti biasanya, pagi itu, sekitar pukul 07.30 WIB, Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi telah dihadiri oleh sekian ratus muslimin-muslimat…
Memang, rencana kedatangan Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafizh bin Salim ke Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi ini telah diberitahukan sebelumnya oleh pengasuh Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi sendiri, yakni Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi, seminggu sebelumnya…
Tak pelak, beratus-ratus jama’ah telah bersiap lebih awal, lebih pagi, untuk menghadiri Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi hari itu…

Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi pada pagi itu diawali dengan tawassul kepada para awliya, para habaaib, dan para ulama…
Kemudian ayat-ayat suci Al-Qur’an pun dilantunkan...
Tidak begitu lama setelah itu, Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi bersama putera tercinta, Al-Habib Ali bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi, tiba di hadapan muslimin-muslimat yang telah hadir dari awal pagi...

Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi pun membuka ta’lim dengan mengajak hadirin untuk membaca Suroh Al-Fatihah serta bersholawat kepada Nabi Besar Muhammad SAW...
Kemudian Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi melanjutkan bacaan kitab An-Nashooihud Diiniyyah wal Washooyal Iiimaaniyyah lil Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad yang biasa dibahas setiap minggunya...
Di pertengahan pembacaan kitab oleh Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi, datanglah rombongan tamu mulia yang telah ditunggu-tunggu...
Rombongan tamu dipandu oleh Al-Habib Jindan bin Naufal bin Salim bin Ahmad bin Jindan, salah seorang murid Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, diikuti oleh sang adik, Al-Habib Ahmad bin Naufal bin Salim bin Ahmad bin Jindan...
Kemudian barulah terlihat Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh beserta rombongan yang mendampinginya dari Hadhramaut...
Alloohu Akbar...
Alloohu Akbar...
Alloohu Akbar...

Setelah pembacaan kitab pada hari itu selesai, Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi langsung mempersilakan Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh menyampaikan taushiyahnya kepada hadirin...
Sekitar tiga puluh menit Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh berbicara menyampaikan kata-kata mutiara penuh makna kepada hadirin dalam bahasa Arab yang sangat indah untuk disimak dan dengan isyarat-isyarat tubuh yang senantiasa menyertainya...

Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh memang menyampaikan mau’izhoh hasanah dalam bahasa Arab namun hal tersebut tidak mengurangi antusiasme hadirin untuk mengikuti dan menyimak kata-kata yang diucapkan oleh Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafizh secara seksama hingga selesai karena Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh sendiri tidak membiarkan hadirin merasa jenuh dengan cara selalu berusaha menghadirkan bahasa tubuh seperlunya untuk mengilustrasikan apa yang Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh sampaikan kepada jama’ah yang hadir...
Sesekali Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafizh memberikan senyuman kepada hadirin; hal ini jugalah yang membuat hadirin enggan mengalihkan pandangan ketika Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh berada di mimbar...
Senyumannya amat menyejukkan hati yang memandangnya...
Senyumannya seakan menyingkirkan segala kegundahan hati yang memandangnya...
Senyumannya membawa kegembiraan bagi hati yang memandangnya...

Di penghujung taushiyah yang disampaikannya, Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh dengan didampingi Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Salim bin Hafizh mengajak jama’ah berdo’a kepada Allah, di antaranya berdo’a untuk Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi, untuk segenap keluarga Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi, untuk seleruh jama’ah yang ada, tidak ketinggalan pula untuk kaum muslimin-muslimat yang berada di Gaza...

Setelah selesai menyampaikan mau’izhoh hasanah, Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh kembali ke tempat yang telah disediakan oleh shohibul bait...
Agar jama’ah lebih memahami apa yang telah diutarakan oleh Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh maka Al-Habib Jindan bin Naufal bin Salim bin Ahmad bin Jindan segera menuju mimbar untuk menerjemahkan taushiyah sang guru...
Waktu yang diperlukan Al-Habib Jindan bin Naufal bin Salim bin Ahmad bin Jindan untuk menerjemahkan hampir sama dengan waktu yang digunakan Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh untuk menyampaikan mau’izhoh hasanah kepada jama’ah...

Dengan berakhirnya terjemahan dari Al-Habib Jindan bin Naufal bin Salim bin Ahmad bin Jindan, maka berakhir pulalah rangkaian ta’lim pada Minggu itu...
Seperti biasa, Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi menutup ta’lim pada hari itu dengan talqin dan dzikir...

Namun demikian, kunjungan Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh ke Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi tidak serta-merta juga berakhir saat itu...
Tidak jauh dari lokasi Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi berdiri sebuah masjid yang cukup besar, Masjid Ar-Riyadh namanya...
Di dalam lingkungan Masjid Ar-Riyadh ini terdapat tiga maqam yang berdampingan yang senantiasa ramai diziarahi muslimin dan muslimat...
Maqam tersebut adalah maqam pendiri majlis ta’lim, Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi; dan maqam penerusnya yang pertama, Al-Habib Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi, beserta istri...
Nah, ketiga maqam itulah yang menjadi tujuan Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh selanjutnya...

Kedatangan Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh di maqam Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi diikuti dengan kedatangan jama’ah yang berada di sekitar masjid sehingga lingkungan maqam pada hari itu menjadi jauh lebih ramai dan padat dibandingkan dengan suasana pada hari Minggu di setiap pekannya...

Selesai berziarah, Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh beserta rombongan berpamitan kepada Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi dan seluruh jama’ah yang ada...
Tak lama setelah itu, Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh beserta rombongan segera menuju ke bandara untuk pulang ke Hadhramaut...

Itulah rangkaian kunjungan Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh ke Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi, Kwitang...
Begitu besar keinginan kaum muslimin-muslimat untuk menghadiri Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi pada hari Minggu itu...
Tentu saja, hal itu juga disebabkan karena kedatangan Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh ini adalah suatu kejadian yang jarang terjadi, hanya sekali setahun, yakni pada bulan Muharram...

Semoga kita mendapat keberkahan dari hasil memandang, hasil mendengar, hasil bergaul, dan hasil duduk bersama para habaaib, khususnya Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, di majlis ilmu ini...
Semoga semua ini bermanfaat...
Aamiiiin...

Mohon maaf bila ada kesalahan...
Walloohu A’lam...

16 January 2009

Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh di Masjid Istiqlal

Bismillaahirrohmaanirrohiiiim…

Ketika selesai menginput entri baru tentang rencana kehadiran Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh di Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi, Kwitang, saya surfing ke website Majelis Rasulullah pimpinan Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawwa, salah seorang murid dari Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh…

Ternyata di website tersebut terdapat informasi yang amat menggembirakan bagi muslimin-muslimat yang ingin hadir di majlis yang dihadiri oleh Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh…
Tidak perlu menunggu hingga Minggu pagi di Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi, Kwitang, seperti yang telah saya sampaikan pada entri sebelumnya…

Di website Majelis Rasulullah tersebut terdapat banner yang begitu mencolok dan selalu muncul di setiap webpage yang ada sebagai tanda pengingat bagi para pengunjungnya…
Berikut adalah info yang saya tangkap dari website tersebut:
Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh insyaALLAH juga akan menghadiri Dzikir Akbar yang akan diselenggarakan di Masjid Istiqlal, Jl. Merdeka Barat, Jakarta Pusat, pada hari Sabtu, tanggal 17 Januari 2009, mulai pukul 20.00 WIB…

Silakan kunjungi website tersebut di http://www.majelisrasulullah.org/...

Mudah-mudahan kita semua dapat menghadiri acara tersebut dan mengambil hikmah darinya…
Aamiiiin…

Semoga bermanfaat…
Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penyampaian informasi ini…

15 January 2009

Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh di Majlis Ta'lim Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi

Bismillaahirrohmaanirrohiiiim...

Di belahan dunia yang lain terdapat suatu daerah yang amat mulia...
Suatu kota yang sesungguhnya merupakan kampung halaman para habaaib, dzurriyyaat Rasulullah SAW...
Kota Tarim, Hadhramaut, namanya...

Nah, sejak seminggu yang lalu kita, bangsa Indonesia, kedatangan tamu yang mulia dari kota mulia tersebut...
Beliau adalah salah satu keturunan dari Al-Imam Abu Bakar bin Salim Fakhrul Wujud Rahimahullah...
Beliaulah yang menyusun Adh-Dhiyaa-ul Laami’...
Beliaulah yang kini mengasuh Darul Mushthofa, Tarim, Hadhramaut...

Beliau adalah Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh...

Banyak para habaaib yang belajar kepada Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh di Darul Mushtofa...
Tak terkecuali para habaaib dari Indonesia, di antaranya adalah Al-Habib Jindan bin Naufal bin Salim bin Ahmad bin Jindan dan Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawwa...

Al-Habib Jindan bin Naufal bin Salim bin Ahmad bin Jindan adalah salah seorang anak dari Al-Habib Naufal bin Salim bin Ahmad bin Jindan dan salah seorang cucu dari Al-Musnid Al-Muhaddits Al-Habib Salim bin Ahmad bin Jindan...

Al-Musnid Al-Muhaddits Al-Habib Salim bin Ahmad bin Jindan adalah salah seorang ulama terkemuka di Jakarta...
Jika sekarang terdapat tiga orang ulama besar yang dijuluki Tiga Serangkai oleh mantan presiden kita, Bapak H. Hamzah Haz, yakni Al-Habib Ali bin Abdurrahman bin Ahmad Assegaf (Tebet), Al-Habib Husain bin Ali bin Husain Al-’Aththos (Gang Buluh, Condet), dan Abuya K.H. Abdurrahman Nawi, maka dulu juga ada tiga habaaib yang seiring-sejalan dalam berda’wah dan menjadi rujukan bagi para pencari ilmu di Betawi, yakni Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi (Kwitang), Al-Habib Ali bin Husain Al-’Aththos (Bungur, Senen), dan Al-Habib Salim bin Ahmad bin Jindan (Otista)...

Al-Habib Naufal bin Salim bin Ahmad bin Jindan adalah seorang habib yang mendirikan Yayasan Al-Fachriyyah di daerah Ciledug...
Setelah Al-Habib Naufal bin Salim bin Ahmad bin Jindan meninggal, maka kepengurusan yayasan tersebut diserahkan kepada para keturunannya...
Saat ini Yayasan Al-Fachriyyah diasuh antara lain oleh anak-anak Al-Habib Naufal bin Salim bin Ahmad bin Jindan, yakni kakak beradik Al-Habib Jindan bin Naufal bin Salim bin Ahmad bin Jindan dan Al-Habib Ahmad bin Naufal bin Salim bin Ahmad bin Jindan...

Salah seorang murid Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh yang lain adalah Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawwa...
Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawwa adalah pengasuh Majelis Rasulullah...
Majlis Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawwa yang diadakan setiap Senin Malam ini sangat digandrugi oleh para muhibbin…

Belum lama ini Senin Malam, tanggal 12 Januari 2009, ada acara akbar yang diadakan oleh Majelis Rasulullah ini di Lapangan Monumen Nasional (Monas)...
Ya....
Selagi Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafizh berada di Indonesia dan dengan niat tabarruk (mengambil keberkahan) dengan Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, diadakanlah acara tersebut…
Malam itu memang Jakarta sedang diguyur hujan, tanda berkah dari Sang Pencipta Alam, ALLAH SWT...
Alhamdulillah, ada stasiun radio yang menyiarkan acara tersebut secara langsung, yaitu Radio ’Alaikas Salaam (RAS) FM pada gelombang 95,5 FM...
Jadi, bagi kita yang tidak dapat hadir secara langsung di sana bisa tetap mengikuti acara tersebut lewat radio...

Sebelumnya, di hari Minggu pagi, tanggal 11 Januari 2009, Al-Habib Umar juga menghadiri acara haul datuknya, yakni Al-Imam Abu Bakar bin Salim Fakhrul Wujud Rahimahullah, yang diselenggarakan di daerah Cidodol, Tangerang, Banten...
Acara haul Al-Imam Abu Bakar bin Salim Fakhrul Wujud Rahimahullah ini memang telah dijadwalkan untuk diadakan setiap tahun...
Dan setiap tahun pula Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh menghadiri acara haul tersebut...

Nah, bagi kita yang belum sempat bersua secara langsung dan menatap wajah Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, masih ada kesempatan...
InsyaALLAH pada hari Minggu besok, tanggal 18 Januari 2009, Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh akan berkunjung ke Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi (Kwitang)...

Sekedar menginformasikan, Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi ini merupakan salah satu majlis ta’lim tertua di Jakarta dan selalu dipadati oleh para pencari ilmu di setiap minggunya...
Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi mengadakan ta’lim rutin pada hari Minggu setiap minggunya...
Ta’lim rutin ini biasa dimulai pada pukul 08.30 WIB...
Namun sebelum Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi, yang saat ini mengasuh majlis ta’lim tersebut, memulai ta’limnya, biasanya ada pembacaan Al-Qur’an dan pengisian ta’lim sebelum ta’lim utama yang akan disampaikan oleh Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi...
Biasanya muslimin-muslimat yang ingin menghadiri majlis ta’lim tersebut telah datang jauh lebih awal sebelum pukul 08.30...
Hal tersebut dikarenakan ada yang ingin berziarah ke makam Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi dan Al-Habib Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi terlebih dahulu sebelum menghadiri majlis ta’lim...
Ada juga yang datang lebih awal karena ingin mendapatkan tempat duduk di majlis ta’lim tersebut sehingga tidak perlu berdiri sewaktu mengikuti ta’lim...

Berhubung pada hari tersebut Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh akan berkunjung dan tentunya akan sangat banyak muslimin-muslimat yang ingin hadir di Majlis Ta’lim Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi ini, maka saya sarankan datanglah lebih awal dari biasanya, usahakan antara pukul 07.30 hingga 08.00 bahkan lebih pagi lagi kita sudah berada di sana...
Mudah-mudahan pada saat itu masih terdapat tempat duduk yang lapang sehingga kita dapat menyimak ta’lim pada hari itu dengan lebih khusyu’...

Rencananya, pada hari Minggu, 18 Januari 2009, sore Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh akan meninggalkan Indonesia...
Begitulah yang disampaikan oleh Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi di sela-sela ta’lim pada hari Minggu kemarin, 11 Januari 2009...

Ingat...
Hasil memandang, hasil mendengar, hasil bergaul, dan hasil duduk bersama para ulama tentu berbeda dengan hanya hasil memandang...
Ada keberkahan yang lebih yang tersimpan di dalamnya...
Semoga kita memperoleh keberkahan yang lebih itu yang kali ini dengan sebab Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh...
Aamiiiin...

Semoga bermanfaat...
Mohon maaf bila ada kesalahan...

Walloohu A'lam...

14 January 2009

Muhibbul Mahbuub, Mahbuub...

Kenapa saya pilih judul “Muhibbul Mahbuub, Mahbuub”?
Terus terang saya selalu teringat dengan kalimat ini…
Ini disebabkan ceramah Al-Habib Ali bin Abdurrahman bin Ahmad Assegaf...
Mungkin sebagian di antara kita telah mengenal Al-Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf, mungkin juga ada yang belum kenal…
Al-Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf ini amat dikenal di mata para muhibbin di Jakarta juga di daerah-daerah lain di Indonesia...

Di beberapa kesempatan saya mendengar Al-Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf berkali-kali dan berulang-ulang mengucapkan kalimat tersebut...
Ya...
Muhibbul mahbuub, mahbuub...
Orang yang mencintai orang yang dicintai oleh ALLAH SWT insyaALLAH dicintai oleh ALLAH SWT...

Orang yang dicintai oleh ALLAH SWT yang dimaksud oleh Al-Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf di sini adalah para awliya, para habaib, para ulama...
Al-Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf mengatakan bahwa hasil memandang, hasil mendengarkan, hasil bergaul, dan hasil duduk bersama orang-orang yang dicintai oleh ALLAH SWT tidak sama dengan hanya hasil mendengarkan, misalnya lewat radio...
Tentu keberkahan yang didapat oleh kelompok yang pertama tadi berbeda dengan yang didapat oleh kelompok yang kedua...

Mengapa Al-Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf seringkali menyampaikan ceramah yang berkaitan dengan hal ini di berbagai kesempatan?
Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf mengatakan bahwa saat ini sudah banyak orang yang tidak lagi hadir bersama para ulama...
Banyak orang yang enggan menghadiri majlis ta’lim yang ada sekalipun di lingkungan rumahnya...

Di samping itu ada fenomena yang lain...
Orang lebih suka mengikuti majlis ta’lim lewat radio...
Entah karena malas atau apa...
Hal ini bukan berarti pengajian yang disiarkan oleh radio itu jelek...
Tidak sama sekali...
Namun apabila kita memang berkesempatan dan memiliki waktu luang untuk menghadiri majlis ta’lim yang ada, sangat baik sekali bagi kita untuk menghadirinya secara langsung walaupun pengajian itu juga disiarkan lewat radio...
Sesungguhnya pengajian lewat radio itu diadakan untuk orang-orang yang tidak memiliki kesempatan untuk menghadiri pengajian tesebut secara langsung sehingga mereka tetap bisa mengikuti pengajian tersebut...
Jadi, kalau kita memang dapat menghadiri secara langsung suatu majlis ilmu atau majlis dzikir, mengapa kita hanya mendengarkannya lewat radio??

Sama halnya dengan berbagai fasilitas yang disediakan melalui jaringan internet...

Sayang sekali...

Banyak hal yang bisa kita dapat dengan menghadiri majlis ta’lim atau majlis dzikir atau yang semacam dengan itu secara langsung...
Salah satunya adalah kita dapat bersilaturrahim dengan keluarga, tetangga, teman, kerabat, bahkan sesama muslim secara umum...
Kan ada tuh haditsnya...
Sabda Nabi, ”Siapa yang mau dimurahkan/digampangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturrahim.”
Mungkin ada yang heran, kok bisa umur kita dipanjangkan...
Saya pernah mendengar dari ulama yang lain bahwa yang dimaksud dengan dipanjangkan umur di sini adalah umur kita bukan diperpanjang karena umur kita ini sesungguhnya sudah ditentukan oleh ALLAH SWT ketika kita masih berada di dalam rahim ibu kita...
Maksud dari dipanjangkan umur kita adalah umur kita ini aka menjadi umur yang berkah...
Walaupun sedikit tapi bermanfaat...
Walaupun sedikit tapi bernilai lebih, lebih banyak, lebih besar...
Walaupun sedikit tapi berkah...

Hal lain yang bisa kita dapat dengan menghadiri langsung suatu majlis ilmu adalah seperti yang disampaikan oleh Al-Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf tadi...
Kita akan memperoleh keberkahan yang lebih, lebih banyak, lebih besar daripada yang diperoleh orang yang hanya mendengarkan majlis tersebut...

Jika kita ingin menjadi orang yang dicintai oleh ALLAH SWT, cintailah orang-orang yang dicintai-Nya...
Cintailah para awliya, para habaib, para ulama...
Hadirilah majlis-majlisnya...
Dengarkanlah petuah-petuahnya...
Amalkanlah ajaran-ajarannya...
InsyaALLAH, dengan sebab kecintaan kita kepada orang-orang yang dicintai oleh ALLAH SWT, kita pun tergolong sebagai orang yang dicintai oleh ALLAH SWT...
Aamiiiin...

Begitulah yang disampaikan Al-Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf yang saya simak dalam berbagai kesempatan yang sempat saya hadiri...

Semoga bermanfaat...

Mohon maaf bila ada kesalahan...
Walloohu A'lam...