23 January 2011

Belajar Pajak

Bermula dari kejadian pas Jum'at kemaren. Ada yang tanya tentang Pajak Penghasilan Pasal 29 lewat Twitter. Iseng-iseng, saya jawab aja seadanya. Ga disangka, orang yang belum saya kenal itu ternyata tertarik untuk membahasnya lebih jauh. Setelah bincang-bincang, saya tersadar bahwa orang-orang yang baru mempelajari sesuatu kadang terbentur dengan materi pelajarannya, yakni kurang informasi dari mana aja dia bisa dapetin materi-materi itu. Niatnya udah ada, tinggal cari materinya aja. Nah, di sinilah gunanya bertanya. Seperti kata pepatah: Malu bertanya, sesat di jalan. Pokoknya kalo tentang ilmu, ga pake malu deh! Ga ada yang terlambat juga. :)

Ada dua hal yang pengen saya sampaikan ke temen-temen yang lagi belajar pajak. Pertama, usahain punya undang-undang (UU) perpajakan, baik dalam bentuk softcopy (file computer) maupun hardcopy (buku). Bentuk softcopy kita perlukan pas kita mau full searching gitu. Kan enak tu, kalo kita lagi butuh peraturan-peraturan tentang keberatan misalnya, tinggal cari aja, search, muncul deh peraturannya, ketauan pasal-pasalnya. Gempor juga kan kalo kita mesti kebat-kebet buku atau peraturan-peraturan dalam bentuk hardcopy. Kalo ada softcopy-nya, jadi hemat waktu dan tenaga kan? Softcopy ini banyak banget bertebaran di internet. Just find them.

Softcopy aja ga cukup. Sebenernya softcopy dan hardcopy saling melengkapi. Kalo softcopy berperan krusial pada tahap pencarian awal, hardcopy diperlukan untuk tahap-tahap selanjutnya, misalnya ngebaca peraturan itu dan mendalaminya. Emang sih, bisa aja baca lewat softcopy tapi kasian mata kita, cape juga. Kelamaan di depan kompie—komputer maksudnya—kurang baik juga.


Logo Kementerian Keuangan RI

Buat temen-temen yang pengen punya undang-undang perpajakan, silakan langsung ke toko buku. Cukup banyak juga variasi buku undang-undang yang beredar di pasaran. Untuk pemula, bisa liat-liat buku susunan undang-undang perpajakan dalam satu naskah. Di situ undang-undang perpajakannya lengkap, ada Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cata Perpajakan (KUP), Pajak Penghasilan (PPh), Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (PPSP), Pengadilan Pajak, dll. Jadi gini, misalnya Undang-Undang KUP ni ya. Kan itu udah diubah beberapa kali, mulai dari awalnya di tahun 1983, terus diubah pada 1994, 2000, 2007, 2008, sampai 2009. Kan repot kalo kita buka undang-undangnya satu-satu tu. Nah, yang ada di toko buku itu biasanya undang-undang yang udah dijadikan dalam bentuk satu naskah. Disebut satu naskah karena disusun sedemikian rupa sehingga yang muncul adalah pasal-pasal yang ter-update, yang berlaku pada saat ini.

Kekurangan dari buku undang-undang dalam satu naskah adalah kita ga tau historisnya gimana: awalnya seperti apa, terus diganti kayak apa sampai akhirnya yang berlaku saat ini. Ada buku yang ga nyebutin data historis itu. Nah, tentang ini, setau saya, di buku keluaran Penerbit Salemba Empat, yakni Kompilasi Undang-Undang Perpajakan Terlengkap ditampilin tu historical data-nya, dalam bentuk tabel, sehingga kita tau ni prosesnya gimana dari awal sampai berlakunya sekarang. Tapi kalo temen-temen pengen tau gimana history narasi pasal dan penjelasannya, ya mesti liat undang-undangnya satu-satu. Biasanya ini diperlukan temen-temen di tingkat lanjut.

Oia, di buku Kompilasi Undang-Undang Perpajakan Terlengkap itu kadang juga dicantumin peraturan-peraturan pelaksanaan untuk masing-masing pasal. Kan undang-undang itu induknya, detailnya ada di peraturan pelaksanaannya. Peraturan pelaksanaan ini misalnya Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Direktur Jenderal Pajak, dan Keputusan Direktur Jenderal Pajak. Contoh, kita lagi baca Pasal 21 undang-undang PPh ni. Di bawah pasal ada penjelasannya, nah setelah penjelasan itu diinformasikan peraturan-peraturan pelaksanaan yang berhubungan dengan pasal 21 UU PPh tadi. yang dikasih tau nomor peraturan pelaksanaannya aja, bukan isinya. Kalo mau liat isinya, bisa searching di internet. Paling ga, kita udah dapet entry point-nya kan, jadi kita bisa menelusuri Pasal 21 UU PPh lebih jauh.




Apapun bukunya, yang penting untuk kita perhatikan sebelum membelinya adalah cek dulu undang-undang yang dibukukan itu apakah yang paling terkini atau ga. Terakhir, setau saya, undang-undang perpajakan yang disempurnakan adalah Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, yakni di tahun 2009.

Hal kedua yang ga kalah penting adalah koneksi internet biar tetep up-to-date. Peraturan pajak itu dinamis sebagaimana dinamisnya hal-hal yang diaturnya. Hemat saya, gunakan internet untuk tau peraturan pajak terbaru dan keberlakuan peraturan, yakni apakah masih berlaku atau telah diubah atau malah dicabut dan tidak berlaku. Buat yang satu ini, ada rekomendasi ni: ORTax. Website ini menyediakan layanan pencarian peraturan perpajakan for free alias gratis. Ga cuma pencarian tapi juga pemberitahuan tentang keberlakuan peraturan itu. Peraturan-peraturan yang terkait dengan peraturan yang sedang kita lihat juga ditampilkan. Jadi, kalo kita baca satu peraturan di sana, bisa melanglang buana ke peraturan-peraturan lain. :D


Website ORTax

Jangan lupa juga sesekali kunjungin website Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Banyak informasi perpajakan yang bisa kita dapet di sini. Salah satu keunggulan website ini adalah update-an tentang kegiatan internal DJP yang mungkin ga ada di websites lain.

Itu aja yang bisa saya share kali ini. Mudah-mudahan bermanfaat buat temen-temen semua, atau temennya temen-temen yang lagi belajar pajak, atau juga temennya temennya temen-temen. Hheee..... Satu hal: ga ada yang terlambat. Semua masih sempet. Gimana kita aja, mau disempet-sempetin atau ga. Kalo emang ada niat, pelan-pelan dijalanin dari sekarang. Niat baik, insya-aLlah ada aja jalannya. Ntar kita dituntun ke sana. Niat yang bener, usaha, do'a jalan terus, serahin hasilnya pada-Nya... Good luck, all! :)

22 January 2011

Get Inspired from Another World (1)

Hai, hai, hai, gimana kabar temen-temen di sana? Semoga sehat ya, lancar semua urusannya. Aamiiiiin... :) Udah lama ga corat-coret di sini ni. Muallesnya—males maksudnya—minta ampun. Eh, pas lagi males-malesnya, alhamduliLlah 'dituntun' buat perhatiin blog Kak Assad dan Alyssa Soebandono. Yang terakhir ini mungkin temen-temen udah kenal ya, familiarlah. Iya, itu Icha yang suka kita liat di layar tv dan sekarang masih kuliah di luar. Nama yang pertama mungkin temen-temen belum tau ya. Saya juga baru beberapa bulan ini tau Kak Assad sih.

Nah, di awal saya kembali corat-coret di sini lagi, saya pengen ngenalin Kak Assad dan Icha, dua sosok yang jadi inspirasi saya. Sesuai dengan urutan ketemunya, kali ini saya mulai dengan Kak Assad dulu, insya-aLlah nanti Icha menyusul. Sabar ya, Cha... *Lho?? :D

Oia, berhubung baru masuk bulan Shofar 1431 Hijriyyah dan Januari 2011, saya mau ngucapin selamet tahun baru dulu. Semoga semua kesalahan kita tahun lalu diampuni oleh ALLAH SWT dan segala amal kebaikan kita diterima oleh-Nya, serta kita tetap dibimbing-Nya untuk melangkah di tahun ini ke arah yang lebih baik, yang jauh lebih baik. Allaahumma aamiiiiin...

Kak Assad. Nama lengkapnya Kak Muhammad Assad. Saya kenal Kak Assad dari Twitter. In my humble opinion, inilah gunanya social network, kita bisa kenal dan berhubungan lebih dekat sama temen-temen kita—lama ataupun baru—juga sama orang-orang hebat. Awalnya saya iseng-iseng aja main Twitter buat nge-follow Sagita. Maklum, GitaLovers alias GL (Sudahlah, Nak, ga usah komen banyak soal ini... :D) Dari Sagita, saya kenal sama temen sekolahnya, Aurora Kalista—biasa dipanggil Oya oleh Sagita. Nah lo, siapa lagi ni Oya?? Weitsss, jangan salah, Oya ini juga penyanyi, didikan Om Tompi. Tahun lalu ngeluarin album perdananya. Oya ini juga disebut di "thanks to" album kedua Sagita, Harmony Cinta.

Harmony Cinta (VCD, inside)

Dari tweeting sama Oya, di salah satu tweet tanggepannya Oya 'ngenalin' Kak Muhammad Assad. Nah, setelah liat-liat twitter account-nya, kok kayaknya seru juga. Di twitter account itu ditunjukin juga link ke blognya.

Jadilah saya menelusuri blog Kak Assad. Bukan maen blognya! Tulisan-tulisan bertemakan Notes From Qatar (NFQ) yang di-update tiap Jum'at itu bener-bener ngasih info dan semangat ke para pembacanya—including me (yeay!). Banyak values yang terkandung di dalamnya. Tidak lupa Kak Assad menyisipkan ayat Al-Qur'an atau hadits Nabi Muhammad SAW di tulisannya. Kini, saya nungguin hari Jum'at tiba bukan hanya karena besoknya libur tapi juga karena ada update-an blog Kak Assad itu. :D

Kak Assad and Pak Mahathir Muhammad after graduation in University of Technology Petronas, Malaysia

Dari blog itu saya jadi tau kalo Kak Assad ternyata sekarang lagi kuliah S2 di Qatar Faculty of Islamic Studies (QFIS), Qatar, setelah sebelumnya menyelesaikan S1 di University of Technology Petronas (UTP), Malaysia. Banyak banget prestasinya. Tentu ada duri-durinya. Tampaknya Kak Assad juga ga ngebiarin duri-duri itu menghalanginya melangkah, hingga kini. All about Kak Assad bisa temen-temen liat di blognya. Silakan main-main ke sana. :)

Setelah Kak Assad beberapa lama menulis di blognya, banyak yang menyarankan agar Kak Assad menghadirkan NFQ dalam bentuk buku. AlhamduliLlah, sekarang tu buku udah beredar di pasaran dari Rabu kemarin, 19 Januari 2011. Tu buku promosinya gencar banget! Mulai dari bikin twitter account sendiri sampai homepage-nya. Pre-order (PO)-nya aja nembus angka 500 buku! (Hey, I'm one of them!! :p) PO yang semula dibatasi hingga 18 Januari 2011 itu bahkan malah diperpanjang beberapa hari. Insya-aLlah launching NFQ bakal digelar di Epicentrum Walk, Sabtu, 29 Januari 2011.

Cover Buku Notes From Qatar

AlhamduliLlah saya dikasih kesempatan buat kenal sama Kak Assad. Banyak yang saya dapet dari pertemanan dengan Kak Assad. Terima kasih saya haturkan buat Kak Assad. Tak lupa pula terima kasih buat Twitter, Sagita, juga Oya yang jadi perantara (washilah) pertemuan saya dengan Kak Assad di dunia lain—dunia maya maksudnya. AlhamduliLlaah..... :)